Senin, 19 April 2010

Aksi Remas Dada Artis AV untuk Galang Dana AIDS

Barusan pada suatu sore di hari Minggu, di kantor stasiun Adult Video Paradise TV. Suara dari dua gadis yang bersemangat terdengar sedang menghitung dari dalam sepasang bilik yang tertutup: "Satu, dua, tiga, empat, lima!"

Pada salah satu bilik tertulis kanji ushiro (belakang) dan berwarna pink, yang satunya lagi berwarna kuning dan tertulis oppai (buah dada). Di luar bilik berbaris 5 orang lelaki, masing-masing sedang menunggu gilirannya untuk meremas (dengan kedua tangan) buah dada dari dua orang artis AV sebanyak lima kali dengan membayar 1000 yen (kira-kira Rp100ribuan). Dimana dana yang diperoleh akan dipakai untuk penelitian dalam mencegah penyebaran virus HIV dan AIDS.

"Saya sangat bangga terpilih untuk aksi amal ini," kata si seksi Aya Natsuki (25 tahun), seorang veteran dari 50 film bokep yang memberikan dadanya dihargai 100 yen per remasan. "Ini juga kesempatan buat saya untuk berkomunikasi secara langsung dengan penggemar saya."

Setiap tahun Paradise TV, sebuah channel yang secara khusus menyiarkan program porno, setiap tahunnya merayakan aksi galang dana "24-Hour TV: Eroticism Saves the Earth" untuk mengumpulkan uang demi pencegahan AIDS, suatu problem yang terus memburuk di Jepang.

Tahun lalu, terkumpul sumbangan sebanyak 2 juta yen. Paradise berharap tahun ini meningkat sebanyak 50%, dimana donaturnya berasal dari nun jauh North Carolina, penyedia satelit SKY PerfecTV, yang merupakan pemilik siaran Paradise, dan Japan Foundation untuk Pencegahan AIDS.

Pada bulan Februari, Departemen Kesehatan melaporkan jumlah infeksi HIV baru mencapai rekor 1048 kasus pada tahun 2007. Kemudian Departemen Komite Pengawasan AIDS membeberkan bahwa jumlah kasus AIDS pada periode yang sama mencapai 400. Dengan jumlah total 1448 kasus menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya selama lima tahun berturut-turut.

President Paradise Tsuyoshi Shiba khawatir dengan meningkatknya infeksi AIDS. “Masyarakat kami mudah berprasangka buruk terhadap bisnis hiburan khusus dewasa,” katanya, yang mengenakan t-shirt kuning bergambar tokoh manga dengan kondom yang menggantung di mulutnya dan berdiri didepan papan tulis. “Sebagai pekerja di bisnis ini, kami harus bertindak terhadap masalah ini.”

Kebijakan Paradise mengharuskan aktor AV mengenakan kondom selama main film. Bahkan saat ini, para pelanggan juga diberikan kesempatan untuk main aman dengan 24-jam layanan telpon seks secara gratis. “Telpon seks adalah salah satu cara menghindari hubungan seks yang ceroboh,” kata artis Nana Aoyama, pemilik dada 99 cm yang legendaris itu. Dia adalah salah satu dari 3 gadis yang ditunjuk untuk menemani penelpon supaya mengalami kebahagiaan orgasme.

Aksi galang dana lainnya adalah melelang alat bantu masturbasi. Yuno Hoshino, yang sering berperan dalam incest atau office lady, ikut membantu menjajakan “lubang” sintetis dan jelly dari perusahaan Truth. Dengan minimal harga 500 yen, Hoshino mulai mengoleskan pelumas tersebut di dadanya untuk mendemonstrasikan kekentalan zat tersebut. Saat palu diketuk dan dadanya dibersihkan dengan handuk, penawaran sebanyak 2500 yen telah diperoleh.

Pada awalnya, para pelanggan diundang di lantai atas gedung Paradise untuk membeli menu restoran kecil – mungkin sepotong tahu atau daging babi rebus – yang dibumbui dengan urine seorang artis bokep. Channel tersebut berharap untuk menyediakan protein bagi para pelanggan yang datang akan tetapi, ada beberapa masalah yang tidak bisa diselesaikan. “Kami kira kami dapat menyediakan gadis-gadis yang buang air kecing dan air susu (lactation) pada pilihan menu,” kata manajer sales internasiona, Kenichiro Suzuki. “Namun yang lactation tidak berhasil.”

Penasaran dengan absennya “Tekoki Jinja” atau altar hand-job, yang dilaksanakan 4 tahun yang lalu yang menyediakan 3 menit kocokan tangan artis profesional AV bagi para pengunjung dengan harga 3000 yen. Sebagai gantinya, aksi remas dada diadakan tahun ini.

Aksi galang dana “Eroticism Saves the Earth” merupakan pukulan telak bagi siaran besar “Love Saves the Earth” milik Nippon Television yang disiarkan secara langsung dari Tokyo's Budokan theater. Siaran yang berumur 3 dekade itu merekrut 10000 orang untuk mengumpulkan 6 miliar yen yang disumbangkan bagi lingkungan hidup. Mungkin siaran Paradise mendapat kritik sebagai parodi yang murahan namun Shiba percaya sebaliknya.

“Ini bukan masalah parodi atau bukan,” kata sang presiden. “Kami bangga menyediakan forum dimana pertanyaan dapat dilontarkan dan diskusi tentang HIV dapat diadakan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar