Selasa, 22 September 2009

Bisnis Parkir Dadakan di Kebun Binatang Ragunan

Jakarta - Keramaian massa selalu bisa berarti peluang bisnis. Hal ini pula yang terjadi saat pengunjung Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, meluber pada Senin (21/9). Puluhan tempat parkir dadakan untuk sepeda motor disediakan sejumlah warga.

Parkiran dadakan ini berada di sisi kiri dan kanan sepanjang Jalan Harsono menuju Ragunan. Kemacetan yang terjadi sejak dari perempatan Departemen Pertahian hingga pintu gerbang Ragunan membuat sejumlah pengendara memilih memarkir di luar Ragunan. Selebihnya, mereka rela berjalan kaki ratusan meter menuju gerbang Ragunan.

Ahdiyat, warga Cempaka Putih, mengaku lebih baik memarkir sepeda motornya di luar Ragunan. Alasannya, kemacetan kendaraan membuatnya tidak ingin berlama-lama terjebak di atas kendaraan. Apalagi dirinya membawa anak kecil dan suasana udara lumayan panas. "Lagian takutnya kalau udah sampai sana ternyata parkirannya penuh," kata Ahdiyat pada Tempo.

Sekali parkir, pemilik kendaraan dikutip uang Rp 5.000. Bisa dipastikan, uang itu akan masuk ke kantong pribadi juru parkir-juru parkir dadakan. Pasalnya, mereka bukanlah petugas parkir resmi. "Kami
menyediakan tempat parkir di halaman tanah warga yang masih lowong," kata Adi, 25 tahun.

Berdasarkan pantauan Tempo, di sepanjang kiri dan kanan Jalan Harsono, tempat parkir dadakan ini mencapai belasan tempat. Tempat parkir itu umumnya di halaman rumah, halaman kantor, maupun badan jalan gang.

Terlihat, banyak pula pemilik kendaraan yang rela memarkirkan kendaraannya di tempat-tempat parkir itu. Ratusan motor terlihat berjejer rapi memenuhi beberapa tempat parkir dadakan itu.

Ahmad, pengunjung Ragunan, mengaku rela membayar Rp 5.000. Dia beralasan, asalkan motornya aman, harga sejumlah itu tidaklah terlalu jadi persoalan. "Jatuh-jatuhnya sih nggak terlalu beda sama markir di mal yang mesti bayar Rp 1.000 tiap jamnya," kata dia. Dia memperkirakan bakal berada di dalam Ragunan selama 3-4 jam sebelum akhirnya pulang.

Ramainya pemilik motor yang menggunakan jasa parkir diakui Adi. Dia mengaku bakal mendapat uang yang lumayan untuk dibagi kepada tiga rekannya yang menjaga motor-motor itu. Bila saja ditempatnya ada 100 motor yang parkir, berarti dia bakal mengantongi uang Rp 500 ribu.

Uang sebanyak itu akan dibagi kepada pemilik halaman kosong dan sisanya dibagi empat. "Kira-kira per orang bakal bawa pulang Rp 75-100 ribu," kata dia sambil tersenyum. Jumlah itu diakuinya lumayan untuk beli rokok dan keperluannya sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar