Jumat, 02 Oktober 2009

Wartawan RCTI Dikeroyok Warga, Liput Pesta Petasan



Kekerasan terhadap wartawan kembali terulang. Kali ini menimpa wartawan RCTI Muhtar Bagus (29) dikeroyok warga ketika sedang meliput pesta petasan di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang. Akibatnya, ia babak belur setalah dihujani pukulan dan tendangan beberapa warga hingga mengalami cukup serius dan pendaraha di bagian muka.

Informasi yang dihimpun Beritakota.net. pada Sabtu (26/9) malam sekitar pukul 22.00 Wib disalah satu sudut desa yang tidak jauh dari Pondok Pesantren Tebuireng mulai menyalakan ribuan petasan yang telah disiapkan. Ledakan yang cukup keras sahut menyahut membelah keheningan malam. ratusan massa dari berbagai penjuru langsung berkerumun melihat indahnya malam itu, tak ketinggalan beberapa wartawan langsung mendekat untuk mengambil gambar tersebut. Namun saat wartawan TV menyalakan lampu kamera, salah seorang warga lalu berteriak.

“Jangan diliput. Itu wartawan,” teriak seorang pemuda.

Bahkan mereka mengancam akan melempari wartawan dengan batu. Merasa mendapat tekanan, wartawan memilih mundur dan mematikan kamera.

Tak berhenti sampai disitu, masa menghampir para kuli tinta dengan menghadiahi bogem mentah. Untuk menyelamatkan diri, wartawan langsung lari tunggang langgang. Namun apes yang dialami Muhtar. Belum sempat menyelematkan diri sebuah tendangan mendarat di tubuh Muhtar hingga jatuh tersungkur.

Karena lawannya dalam kondisi lemas, bebera orang langsung menghujani pukulan ke wajah wartawan kelahiran Jember ini. Tak ayal, bibir Muhtar langsung mengucurkan darah. Selain itu, pada bagian pelipis juga memar dan benjol-benjol.

“Perlakuan warga sungguh jauh dari dugaan kami,” kata Yusuf (30) salah satu wartawan yang juga saksi.

Muhtar baru bisa meloloskan diri dari amukan masa setelah masuk rumah salah seorang warga setempat karena dilokasi tidak ada satupun petugas kepolisian. Pria bertubuh kurus itu baru bisa keluar dari lokasi ketika sejumlah aparat dari Polsek datang sekitar 1 jam kemudian.

Mendapati laporan tersebut, jajaran kepolisian sektor Diwek, langsung bergerak cepat. Petugas berhasil meringkus tiga pelaku penganiaya Muhtar, selanjutnya tiga orang yang masih muda itu langsung dimasukkan kedalam tahanan. Ketiga pemuda asal Desa Keras yaitu Krisna Dwi P (17), Fery Fertanurdin (21), serta Ahmad Eka P (19). Dua diantaranya masih berstatus sebagai pelajar.

Mereka (tiga pemuda,red) ditangkap saat bersembunyi di makam desa setempat. Detailnya, usai melakukan pengeroyokan, tiga orang yang masih bertetangga itu langsung kabur dari rumah. Tak ingin kecolongan, sejumlah aparat dari Polsek Diwek langsung melakukan penyisiran disekitar desa Keras.

“Berdasarkan informasi dari warga, akhirnya kami menemukan mereka disebuah pemakaman desa keras yang selanjutnya langsung kami amankan,” jelas mantan Kasat Samapta Polres Jombang ini.

Dihadapan petugas mereka mengaku telah melakukan pengeroyokan kepada wartawan saat pesta petasan itu berlangsung. Dengan alasan ia dan masyarakat lainnya takut jika di liput oleh wartawan. Sebab, jika wajah mereka sampai terekam kamera maka akan diketahui oleh petugas dari kepolisian. Apalagi, mereka menyadari bahwa petasan yang mereka produksi adalah kategori dilarang.

“Maka dari itu kami langsung emosi dan melakukan pengeroyokan kepada wartawan,” kata Ahmad Eka.

Sementara itu, Mukhtar hingga hari ini masih menjalani rawat inap di Paviliun Mawar kelas II, RSU Swadana Jombang. Dia menderita luka memar di bagian muka, kepala bagian belakang benjol, serta punggung terasa nyeri.

“Kepala saya masih pusing. Saya dipukuli puluhan kali. Sebelum di hujani pukulan tubuh saya ditendang hingga roboh,” ujar Muhtar yang masih tergolek lemas itu.


Keterangan Foto : Muhtar Bagus Purnomo menunjukkan luka dibagian bibirnya yang telah dipukuli warga, saat melakukan peliputan pesta petasan di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar